Jogjakarta selalu dipadati pengunjung ketika saat berliburan tiba seperti saat-saat akhir tahun. Banyak lokasi obyek wisata yang bisa dikunjungi seperti obyek wisata alam, tempat-tempat wisata belanja, desa wisata budaya, obyek wisata edukasi termasuk tempat wisata bersejarah. Dengan banyaknya tempat-tempat wisata, wajar saja jika Jogjakarta menjadi salah satu daerah destinasi wisata yang sangat terkenal di Indonesia. Biasanya, siapapun yang belum pernah berkunjung ke Jogjakarta selalu ingin untuk mencoba berkunjung.
Selain obyek wisatanya, para pengunjung juga dimanjakan dengan adanya jasa-jasa fasilitas wisata seperti sewa bus Jogja, rental mobil, paket wisata, hotel dan penginapan serta fasilitas-fasilitas lainnya. Termasuk alternatif dalam berwisata seperti paket hemat, backpacker, harga pelajar dan alternatif lainnya yang semakin menjadi daya tarik Jogjakarta sebagai destinasi wisata.
Salah satu yang akhir-akhir ini hampir tergantikan adalah obyek wisata bersejarah. Dengan ramainya penggunaan media sosial yang banyak digunakan oleh para generasi muda, memang ketertarikan dengan situs-situs wisata bersejarah menjadi berkurang. Pada Jogjakarta memiliki banyak obyek-obyek wisata bersejarah yang edukatif dan memberikan pengalaman menarik.
Sebagaimana diketahui, Jogjakarta berperan besar pada masa-masa penjajahan hingga masa kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1946-1949, Jogjakarta pernah dijadikan sebagai Ibukota Republik Indonesia. Maka dari itu sebetulnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini tak hanya asik menjadi tempat wisata tetapi juga memiliki nilai sejarah yang tinggi dan tak ternilai. Apalagi dalam pembentukan pemerintahan Republik Indonesia saat itu.
Tempat wisata bersejarah di Jogjakarta
Kalau berencana liburan ke Jogjakarta, jangan lupa untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata yang bersejarah ini. Karena selain seru bisa menambah ilmu sejarah yang dimliki. Berikut ulasannya!
1. Masjid Gedhe Kauman, Simbol Kejayaan Islam Mataram
Madjid Gedhe Kauman Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan Masjid Raya Kesultanan milik Yogyakarya. Masjid ini berada di sebelah barat alun-alun Jogja yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I bersama Kyai Fatih Ibrahim Diponingrat yang merupakan seorang penghulu Kraton pertama.
Masjid ini merupakan simbol Kerajaan Islam Mataram dan merupakan masjid tertua di Indonesia karena dibangun sejak 29 Mei 1773. Untuk menuju ke Masjid Kauman yang terletak di Kampung Kauman Jogjakarta, setelah melewati Malioboro belok ke kanan ke jalan K. H Dahlan. Lalu setelah melewati RSU PKU Muhammadiyah akan ada gapura Kauman tepat di sebelah kiri.
2. Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg merupakan museum perjuangan nasional Indonesia yang saat ini menjadi salah satu tempat wisata edukasi yang baik untuk mengenal seni, kebudayaan dan juga ilmu pengetahuan sejarah. Benteng ini terletak tidak jauh dari Keraton Kesultanan Yogyakarta dan berada di ujung jalan Malioboro.
3. Monumen Serangan Umum 1 Maret
Lokasi Monumen Serangan Umum 1 Maret tak jauh dari Benteng Vredeburg. Posisinya tepat berada di seberang Kantor Pos Besar Yogyakarta. Monumen ini dibangun guna memperingati serangan umum yang pernah dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia yang dikomandoi oleh Letnan Kolonel Soeharto. Saat itu Indonesa dianggap sudah lumpuh oleh Belanda namun TNI pun melakukan serangan tepat pada 1 Maret 1949. Untuk ke monumen ini cukup berjalan lurus dari jalan Malioboro ke arah selatan hingga bertemu perempatan Kantor Pos Besar Jogjakarta.
4. Makam Imogiri, Makan Para Raja Mataram
Berwisata dengan mengunjungi makam ternyata bukan suatu yang aneh. Kenapa? Karena bisa ingat dengan kematian yang akan menambah keimanan. Selain itu juga Makam Imogiri merupakan makan bersejarah yang berada di Jogjakarta. Makan in imerupakan komplek pemakaman para Raja yang pernah bertahta di Mataram beserta keluarganya.
Makam Imogiri didirikan antara tahun 1632-1640 M oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyokrokusumo yang merupakan Sultan Mataram ketiga dan juga keturunan dari Panembahan Senopati yakni Raja Mataram ketiga. Untuk memasuki makam ini, pengunjung harus mengenakan pakaian tradisional Mataram. Pria mengenakan pakaian peranakan berupa basekap berwarna hitam atau biru tua garis-garis tanpa keris atau hanya mengenakan jarit tanpa baju. Sementara untuk wanita harus mengenakan kemben dan tidak boleh mengenakan perhiasan.
Demikian beberapa informasi menarik mengenai lokasi wisata bersejarah di Jogjakarta. Semoga bisa informasi ini bisa menghibur dan menjadi referensi berwisata Anda. Simak ulasan mengenai informasi dan tips wisata di halaman jogjarafira.com. Selamat berwisata!